Jenis Jam Tangan Rolex


JENIS JAM ROLEX

Air King 

Merupakan model awal dari jam rolex. Jenis ini di jual dengan harga sekitar $ 4,550 dengan lingkaran jam yg halus, $ 4,600 dengan bagian mesin sdh bezel, atau $ 5,525 dengan lingkaran bezel dari emas putih.

Diameter jam ini 34 mm dengan tali jenis Oyster.Tipe jam ini tidak memiliki tanggal. Pada tahun 1970' an, model air king diproduksi dengan tanggal (tapi sangat langka) dengan bahan kombinasi baja dengan emas.
Kombinasi kedua variasi ini sepertinya berhenti setelah rolex lebih banyak membuat model jam bertanggal dan jenis Oyster Perpetual.




Date

Rolex jenis date berdiameter 34 mm sama dengan jenis air king, cuma sdh dengan ada fungsi tanggal. Diproduksi akhir tahun 1950 an di masa itu model datejust diproduksi. Dijual dengan harga sekitar $ 5,625 dengan model polos, sementara model oyster bracelet $ 7,400 dengan lingkaran dari emas 18 karat dengan penanda waktu dari berlian.
model date diperkenalkan dengan 3 ciri :
- model baja (biasa).
- perpaduan baja dan emas 18 karat.
- emas 18 karat.
Pada saat ini hanya model baja (steel) yg diproduksi.


Date Just

Merupakan model dengan penjualan terlaris di pasaran, pertama kali diperkenalkan pada 1945. Utk model pria diameter 36 mm, dan jenisnya tali motif anyaman. Sepertinya rolex merubah tradisi model ini dan lebih memproduksi model outdoor dengan tali jenis oyster (lipat). Model dengan lingkar jam polos minimalis, banyak juga dengan lingkar jam yg ber-alur (motif) dengan emas putih 18 karat pada tipe baja.

Model datejust dari emas hanya ada hingga 1957 (model baja tdk ada ditemui). Kemudian model baja diperkenalkan ke pasaran dan langsung mencapai sukse yg cepat. Rolex melihat penjualan rolex baja sangat cepat dibandingkan dengan rolex model emas. Utk mengatasi ini rolex memperkenalkan versi emas dan baja pada 1962.







Ladies just/Datejust

Kedua model ini menggunakan cetakan casing jam yg sama, diameter 26 mm serta fungsi jam yg sama. Rolex menghentikan model ini, karena terlalu banyak model yg tidak lancar penjualannya. Harga jualnya berkisar $5,525 (model 171960). Yang lebil terkenal dengan model ring emas putih $ 6,400. Model emas dan baja mulai dari $ 7,575 (model 179173) dan naik terus $ 12,375 (model 179313, dengan berlian serta 12 berlian pada lingkar jam).


Explorer


Diperkenalkan pada 1954, dan hanya memiliki satu model dan warna pada seri ini. Penunjuk warna hitam dengan angka arabic "3", "6" dan "9" tanpa tanggal, lingkar jam polos, tali jam model lipat dan body stainless steel diameter 36 mm. Tidak ada pengembangan dari tipe jam ini. Saat ini penjualan rolex ini $ 5,725. Rolex mengumumkan pengembangan seri ini menjadi diameter 39 mm.






Explorer II

Model ini diperkenalkan apada awal tahun 70' an dan tdk pernah didistribusika secara luas hingga 1991. Model awal diproduksi hingga model sekarang pada 1985. Explore II menggunakan tipe mesin yang sama dengan model GMT-II dan membuat fungsi detik 24 jam yg berotasi sekali dalam sehari. Saat ini penjualannya $ 6,325 dan hanya ada pilihan jarum penunjuk hitam atau putih.



Oyster Perpetual






Nama yang aneh memang, karena pada semua model jam rolex selalu menyebutkan nama ini. Rolex Oyster Perpetual pada dasarnya sama dengan model yg paling kecil yaitu air king 34 mm. Oyster Perpetual (tanpa tanggal) saat ini sama ukurannya dengan model datejust dan hanya dengan model baja dan lingkar dari emas putih. Rolex juga memperkenalkan beberapa jarum penunjuk yg tidak biasa pada model ini. Harga model ini berkisar $ 4,350 utk model paling sederhana wanita dan utk tipe paling sederhan laki-laki $ 4,750. Keduanya standar menggunakan tali model lipat.


Submariner


Diperkenalkan pada 1945, hanya dengan model tali lipat dengan diameter 40 mm. Pada model baja hanya tersedia dengan penunjuk warna hitam dan merupakan tipe yg paling dikenali. Edisi khusus perayaan kadang ditemukan dengan lingkar bezel hijau.Tipe ini tampil dengan tanda menit pada 15 menit pertama arah perputaran jam. Model asalnya hingga 1958 sering dijuluki model james bond dengan beberapa perbedaan yg jelas. Intinya tipe ini memiliki kop pemutar yg lebih kecil, tanpa pelindung knop dan pada lingkar (bezel)  jam hanya ada tanda menit pada tiap 5 menit. Pada akhirtahun 70' an model 16800 diperkenalkan . Modelnya sporty denga kaca kristal saphire dan fungsi pengaturan yg cepat. Tahun 1989, model 16610 diperkenalkan dengan peningkatan pada mesin dan lingkar bezel yg lebih melindungi. Tahun 2010, model 116610 diperkenalkan dengan lingkar bezel dari keramik dengan pengembangan pad pengunci pada tali jam.
Submarine adalah tipe yg sangat populer tampil dengan 4 model :
- $ 5,825 model baja tanpa tanggal, $ 6,000 model baja dgn tanggal.
- $ 7,375 model keramik.
- $ 11,250 model emas 18 karat dan baja , $ 28,850 model emas dan
- $ 33,800 model emas putih.



Sea Dweller



Diperkenalkan pada 1979 dan dihentikan produksinya tahun 2008. Penampakannya sama dengan Submariner. Perbedaanya hanya pada lebih tipis dan body jam yg lebih berat dengan kemampuan dipakai pada kedalaman laut jam masih nampak jelas (utk penyelam) dengan teknologi katup pembuang helium. Model asal diperkirakan utk 2000 kaki kedalaman disebut Rolex Submariner 2000 Sea Dweller. Ini menghilangkan " Submariner 2000" yg merupakan bagian nama produk di 1973. Kabarnya model 16600 diperkirakan utk 4000 kaki kedalaman dan dijual hanya pad model baja dengan harga $ 6,400.
Model Sea-Dweller DEEPSEA 116660 menggantikan SEa-Dweller 11600 dan dijula $ 9,800. DEEPSEA model menawarkan kedalam yg lebih tinggi hingga 12800 kaki, body yg besar serta pengunci rantai jam.



GMT Master

Tahun 1950' an adalah masa kejayaan rolex termasuk masa perkenalan type klasik GMT-Master. Ini adalah salah satu jam pertama yg menggunakan jam detik tangan utk mengidentifikasikan zona waktu detik. Dengan gerak sederhana memutar 24 jam lingkar bezel, dengan mudah dapat menentukan zona waktu. Akhir tahun 70' an diperkenalkan GMT-Master II dengan fungsi dasar sama, kecuali pengguna dengan mudah jam kedua dengan menggunakan kop pemutar pada posisi 2. masih dengan model baja dengan penunjuk hitam, sementara lingkar bezel ada warna hita, merah-hitam, merah-biru. MOdel GMT tampil denga model tali seperti anyaman.

GMT-Master asal (16700) diproduksi akhir tahun 90'an. Serial number seri ini terkahir pada nomor 16700 dengan tanda U# (hari lahir pencipta sekitar 1997). Dengan semakin banyaknya model-model dengan penanda waktu kedua, mengkhiri model ini merupakan keputusa yg bagus, seiring denga makin banyak pemakai jam yg ingin menyesuaikan dengan waktu kedua.

GMT-Master II (16710) dihentikan produksinya pada 2008 diganti dengan GMT-Master II (116710) perbedaan utama selain mesin kaliber 3186 dengan bahan spring berbahan "parachrom bleu" adalah lingkar bezel berbahan kerami (cerachrom). Beberapa pruduksi terakhir seri 16710 ini ditemukan dengan mesin kaliber 3186.

GMT-Master II dijual $ 7,275 berbahan baja, $ 10,875 baja dan emas dan $ 27,200 utk emas padat.




Daytona / Cosmograph

Bercerita Rolex Cosmograph bisa jadi merupakan sesuatu yg sangat membingungkan (kacau) dari semua model rolex oyster. Rolex terus berjuang keras utk menciptakan pruduk unggulan. Rolex tdk pernah jatuh merosot hingga 1986 pada saat penjualan rolex meledak kadang penjualan jam ini sampai 2 kali lipat harganya di italia.



Pabrikan model "Paul Newman" sekitar 1967 merupakan model seri daytona yg sangat diminati dimana harha model ini mencapai harga $ 30,000. Dijual kembali mencapai hingga $ 150,000. Tahun 1989 Rolex mengganti mesin " valjoux workhorse dengan "zenith el premioro". Selama tahun 1990' an Rolex Daytona merupakan satu-satunya model jam rolex yg tidak menggunakan mesin rolex. Tahun 2000 diluncurkan pengembangan terbaru dari rolex yaitu kaliber 4130 dengan 72 jam peyimpanan daya. Model baja 116520 dijula $ 10,400, baja-emas $ 16,400 dan emas 18 karat $ 29,500.
Jenglot, Makhluk Misterius dari Indonesia

Jenglot, makhluk misterius dari Indonesia merupakan fenomena aneh yang mulai menyebar dimasyarakat pada tahun 1997an. Jenglot merupakan sebuah benda/makhluk(saya bingung menentukan apakah benda atau makhluk)yang berbentuk manusia kecil dengan tubuh tak lebih dari 12 cm dan rambutnya yang panjang, jarang dan kaku melewati kaki, serta kuku-kukunya yang panjang.

Jenglot diyakini masyarakat adalah sebagai seorang manusia yang mempunyai ilmu sakti dimasa lalu (mungkin pertapa gitu) yang meninggal, tetapi tubuhnya ditolak oleh bumi, sehingga tubuhnya tidak hancur melainkan menciut hingga menjadi bentuk seperti jenglot. Berarti diyakini bahwa "jenglot itu dulunya adalah seorang manusia"...
Jika ditelaah dari segi ilmiah, jelas tidak mungkin ada suatu fenomena seperti ini. Tubuh manusia pasti akan terurai jika dikubur didalam tanah.
Yang lebih anehnya lagi, biasanya jenglot muncul secara tiba-tiba atau pada saat para orang sakti (dukun) melakukan ritual mistis tingkat tinggi.

Lalu menurut orang sakti, jenglot harus diberi makan darah, satu tetes darah tiap periodenya (berapa minggu/hari sekali, saya kurang tau). Uniknya, setiap kali jenglot tidak dikasih tetesan darah sesuai ketentuannya pasti akan ada kesialan yang menimpa penduduk sekitar.

Benarkah ini semua hanya mistis, ataukah bisa dijelaskan secara ilmiah?

Menurut sumber yang saya dapat, jenglot ternyata pernah diteliti secara ilmiah. Berikut kutipan dari artikel tersebut.

Ahli Forensik FKUI-RSCM: Jenglot Bukan Manusia

JENGLOT pernah diperiksa dr Budi Sampurna DSF di bagian Forensik RSCM. Benda sepanjang 10,65 cm, menyerupai boneka menyeramkan itu memiliki bagian serupa kepala, badan, tangan dan kaki serta rambut terurai sepanjang 30 cm. Ukuran masing-masing tampak proporsional. Hanya saja, ukuran kuku-kuku jarinya serta taring sangat panjang. Taring mencuat hampir sepanjang ukuran kepala, kuku juga panjang dan meruncing hingga bukan tidak mungkin membuat bulu kuduk penonton berdiri. "Setiap 35 hari pada Jumat Legi, kita kasih satu tetes darah dicampur minyak javaron seperti kalau banyak orang memberikan sesaji berupa kembang atau kemenyan,” kata Hendra.
Tak ada yang tahu apakah darah tersebut benar-benar diminum atau tidak oleh makhluk seberat 37,2 gram itu. Menurut Hendra, dalam tubuh jenglot masih terdapat kehidupan. Tanda kehidupan itu, menurutnya, dapat dilihat dari bola matanya yang bisa berpindah setiap saat serta rambut dan kukunya yang memanjang. Benarkah jenglot dan kawan-kawannya itu masih hidup atau setidaknya pernah hidup? Hendra dengan berani mengajukan “tantangan” agar para ahli kedokteran menelitinya secara objektif. Tampaknya gayung bersambut.   Pihak forensik RSCM tertarik untuk meneliti “kemanusiaan” jenglot. Tentu saja bukan berdasarkan ilmu klenik, tapi secara medis berdasarkan ilmu pengetahuan. Maka pada hari Kamis, 25 September 1997 siang, makhluk jenglot dibawa ke RSCM untuk diperiksa secara medis. Ruang forensik dan ruang rontgent RSCM mendadak penuh sesak pengunjung.

Mereka terdiri dari paramedis, mahasiswa kedokteran, wartawan dan sejumlah pengunjung RS yang tertarik melihat kedatangan jenglot yang ditaruh dalam kotak kayu berukir itu. Ahli Forensik FKUI-RSCM, Budi Sampurna DSF mengatakan, pemeriksaan jenglot dengan latar belakang seperti yang telah diketahui masyarakat luas merupakan tantangan menarik bagi dunia kedokteran untuk membuktikannya dari segi keilmuan. Menurut dr Budi, guna membuktikan kemanusiaan jenglot, maka akan dilakukan deteksi dengan alat rontgent untuk mengetahui struktur tulangnya serta pemeriksaan bahan dasar kehidupan seperti C,H,O atau proteinnya.

Untuk keperluan tersebut, ahli forensik mengambil sampel dari bahan yang diduga sebagai kulit atau daging jenglot serta sehelai rambutnya. Pengambilan sampel dilakuan sendiri oleh Hendra yang saat datang ke RSCM membawa serta tiga batang hio. "Untuk jaga-jaga, jangan-jangan ada yang kena sawab-nya (pengaruh)," katanya perihal hio.
Dokter Djaya Surya Atmaja kemudian memotret dan mengukur berbagai bagian “tubuh” jenglot. Setelah itu dokter spesialis radiologi, dr Muh Ilyas memeriksa jenglot menggunakan sinar X. Dalam pemerikasaan lebih lanjut Hendra menolak barang koleksinya dibedah. Alasannya, jasad Jenglot akan rusak. "Akibat tidak baik bagi kita semua," katanya.
Usai pemeriksaan ternyata hasilnya menyatakan jenglot tak memiliki struktur tulang. Hasil rontgent yang disaksikan puluhan wartawan, paramedis, mahasiswa praktek, ternyata hanya menampilkan bentuk struktur menyerupai penyangga dari kepala hingga badan. Selain itu terlihat juga jaringan kuku dan empat gigi selebihnya tak ada. "Ada bagian jaringan serupa daging, namun kita belum bisa memastikan apakah itu daging atau bahan lainnya," kata Muh Ilyas.
Guna mendapat hasil lebih mendetail, maka jenglot diteliti dengan CT Scan. Ternyata jenglot tidak memiliki struktur seperti manusia kendati kenampakan luar menyerupai manusia. Kini pihak Forensik FKUI-RSCM masih meneliti sampel kulit/daging serta rambut jenglot untuk mengetahui golongan darah, DNA-nya. "Memakan waktu sekitar tiga minggu," katanya.
Menanggapi hasil tersebut, Hendra mengatakan, "Apa pun hasilnya kita harus terima dong," katanya. Majalah Gatra, Nomor 52/III, 15 November 1997 memberikan laporannya mengenai jenglot. Penelitian yang dilakukan Dokter Djaja Surya Atmaja PhD, dari Universitas Indonesia menunjukkan bahwa contoh kulit jenglot yang diperiksa memiliki karakteristik sebagai DNA (deoxyribosenucleic acid) manusia. "Saya kaget menemui kenyataan ini," kata Djaja, doktor di bidang DNA forensik lulusan Kobe University, Jepang, 1995.
Namun Djaja menolak anggapan seolah ia mengakui jenglot sebagai manusia. "Tapi sampel yang saya ambil dari jenglot menunjukkan karakteristik manusia," katanya. Adapun sampelnya berupa sayatan kulit jenglot berukuran setengah luas kuku, yang mengelupas dari lengannya. Contoh kulit itulah yang kemudian ditelitinya di Laboratorium RSCM atas prakarsa dan biaya pribadi. Spesimen seirisan kulit bawang itu kemudian diekstraksi agar DNA-nya keluar dari inti sel. DNA merupakan material genetik berupa basa protein panjang yang membangun struktur kromosom. Pada inti sel manusia terdapat 23 pasang kromosom. Masing-masing bisa dipenggal-penggal menjadi banyak lokus, satu unit yang membangun sifat bawaan tertentu.
Djaja memeriksa DNA Jenglot pada lokus nomor D1S80 dari kromosom 1 dan HLA-DQA1 dari kromosom 5, serta lima lokus khusus lain dengan teknik PCR (polymerase chain reaction). Pemeriksaan HLA-DLA-DQA1 memberikan hasil positif. Artinya, spesimen Jenglot itu berasal dari keluarga primata -bisa monyet, bisa pula manusia. Namun dari penyelidikan atas lokus D1S80, Djaja mendapat kepastian bahwa sampel DNA itu berkarakteristik sama dengan manusia. Temuan mengejutkan itu diperkuat dengan kajian mesin PCR. "Hasilnya begitu, saya harus bilang apa," kata satu-satunya ahli DNA forensik Indonesia berusia 37 tahun itu. Hendra Hartanto gembira mendengar hasil penelitian Djaja. "Ini menyangkut peninggalan sejarah yang berumur 3.112 tahun," katanya ketika ditemui Gatra di pameran Gelar Benda Pusaka Jenglot, di Plaza Metro Sunter, Jakarta Utara waktu itu.
Dokter Budi Pramono, yang pernah merontgen jenglot, terkejut mendengar hasil penelitian Djaja Surya. "Mirip bagaimana? Harus jelas. Saya kok kurang percaya. Nanti saya akan mengonfirmasikan langsung ke Dokter Djaja," katanya. Yang pasti, Budi tak percaya jika jenglot dianggap hidup. "Makhluk hidup itu perlu makan dan bernapas. Lalu strukturnya perlu tulang, jantung, paru, dan lain-lain. Jenglot tak mempunyai itu semua," katanya.
Untuk menjelaskan sosok jenglot secara lengkap, kata Budi, perlu diteliti lebih jauh struktur anatominya, aspek mikroskopis jaringannya, bahkan enzim yang ada di tubuhnya. Pimpinan RSCM sempat tertarik untuk meneliti Jenglot. Namun setelah Budi melaporkan bahwa jenglot tak memiliki kelengkapan organ sebagai makhluk, niat itu surut. Jenglot dianggap seperti karya mistik lainnya yang tak mengandung tantangan ilmiah. Sampai kemudian Djaja Surya menguji DNA dari kulit lengannya, yang ternyata berkarakteristik manusia. Tapi Djaja pun tak memutlakkan temuannya. Bisa saja penyelidikannya meleset karena sampelnya terkontaminasi. "Misalnya, kulit jenglot sebelumnya terkena olesan darah manusia," katanya.
Waktu jenglot dipamerkan, seorang bapak yang mengaku dari Salatiga yang bertanya, "Bisakah jenglot berkembang biak?''
Pertanyaan itu semata-mata berpangkal dari kekhawatirannya jika “makhluk ganas” (karena makanannya darah) itu makin banyak. Tetapi Hendra menepis kekawatiran itu. Menurut dia, jenglot hanya hidup secara gaib (roh). Artinya, kehidupan yang dimiliki bukan seperti kehidupan makhluk hidup. Sebab, secara fisik jenglot sebenarnya sudah mati (mumi). "Namun, dalam kematiannya itu dia masih memiliki kekuatan,'' ujarnya. Karena itu, dia mempersilakan orang yang memiliki tenaga dalam untuk membuktikan keberadaan "energi'' itu.
“Energi yang terkandung di dalam jenglot betul-betul besar, sampai saya terpental beberapa meter. Padahal, saya sudah mengerahkan kemampuan tenaga dalam untuk meremukkannya, namun ternyata tak mampu. Wah, betul-betul luar biasa,” tutur salah seorang pengunjung yang tak mau disebut namanya, setelah menjajal energi yang tersimpan di jenglot yang dipamerkan di Ruang Pamer Pasarraya Sri Ratu Jalan Pemuda Semarang.
Memang, banyak pengunjung yang kurang percaya jenglot itu mempunyai energi supranatural. Namun, bagi pengunjung yang mempunyai ilmu tenaga dalam atau tenaga supranatural, baru akan mempercayainya mumi mini tersebut mempunyai energi yang besar. Sampai-sampai mampu melemparkan pengunjung yang menjajal-nya. 
Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa setelah diteliti ternyata jenglot mempunyai karakteristik seperti hewan/makhluk hidup (saya tidak menyebutkannya manusia) dan mempunyai energi yang besar. Walaupun kita (saya) tidak percaya akan hal ini, tapi kita tidak bisa menyangkal bahwa memang fenomena aneh ini 'Nyata dan Ada'.
Sampai saat ini belum ada yang bisa menjawab dengan pasti secara ilmiah apakah jenglot itu. Namun semakin hari semakin banyak jenglot yang ditemukan di Indonesia khususnya pulau jawa. Bahkan beberapa waktu lalu ditemukan jenglot duyung dan manusia ular.

One held mode xiaomi redmi note 4

Utak-atik android xiaomi tidak sengaja ketemu menu "one held mode". Ya mode dimana layar hp bisa jadi lebih kecil tampilan menu ag...