Halo semua nya... Selamat pagi, selamat hari Minggu. Kebetulan sambil baca-baca medsos, efek informasi yang luar biasa, membuat orang dengan tingkat IQ rendah sampai dengan level professor saling komentar, bahkan saling menghujat.
Share artikel menjadi sangat mudah, dan artikel palsu, imitasi dan asli pun bertebaran dimana-mana. Kembali ke judul posting ini "Kebenaran dan Kenyataan". Apakah Kebenaran yang jadi nyata? atau Kenyataan sekarang yang terjadi, itulah kebenarannya?
Efek teknologi mungkin itu sebagian yang dibilang orang, tapi jika direnungkan sebenarnya inilah masa dimana seolah-olah kebenaran dan kejahatan sulit dibedakan. Kalau tidak salah ada Kitab agama yang menulis bahwa tanda-tanda akhir jaman seperti akan ada perang saudara, perang antar negara dan benua, bencana alam dimana-mana penyakit muncul dimana-mana dan kondisi dimana seolah-olah kebenaran menjadi sulit dibedakan dengan kejahat (istilah tipu muslihat).
Coba renungkan dalam kondisi itu terjadi dimanakah solusinya, chaos happend?!. Kekacauan massal..., bagaimana jika terjadi di seluruh negara, dunia..?
Disinilah intinya kita kembali ke Dia sang Pencipta, Allah.
Iman, ya iman manusia dapat menjadi sumber kekacauan dengan pemahamannya yang berbeda-beda.
Saya jadi teringat suatu ajaran yang mengajak kita mengasihi, mengampuni lawan dan sadarlah sejak nabi Adam manusia telah jatuh ke dalam dosa.
Harusnya ada penyesalan (tobat), rasa malu kepada Pencipta, apalagi sesama manusia kita sama-sama berdosa.
Seperti kasus penghinaan atau penodaan agama, dengan tersangka Ahok seorang gubernur yang telah berusaha memperjuangkan kepentingan orang banyak, rakyat miskin. Tetapi semua kerja nyatanya jadi tidak ada apa-apanya karena bersinggungan dengan tuduhan penistaan agama.
Sementara apakah makna sebuah iman kita?, jika kita hanya sibuk mengagungkan Tuhan, berdoa khusuk, sementara kita lupa dengan sekitar kita, sehingga kita lupa bahwa Tuhan tidak hanya menciptakan satu manusia. Milyaran manusia tercipta di bumi ini. Beragam suku dan bangsa tetapi semua adalah sama. Sebagai sesama manusia, umat beragama seharusnya kembali ke ajaran Nya.
Saya yakin tidak ada agama pun didunia ini yang mengajarkan untuk berbuat jahat kepada orang lain.
Jadi mengapa hal ini bisa terjadi, apakah karena Politik, yang demi kepentingannya menggunakan segala cara dan mempermainkan iman umat manusia? Menebar isu, memancing amarah... Sungguh ironis...
Marilah sama-sama renungkan lagi, berdoa perdalam iman kita sesuai agama kepercayaan kita masing-masing agar kita tidak jatuh ke dalam hasutan iblis yang bisa menyerupai malaikat.
Mari kita rakyat Indonesia Raya bangun negri ini dalam kekayaan dan keanekaragaman, bukan perpecahan.